Cerita misteri kena prank penghuni pohon beringin

 Panggilannya memang Kenci, mungkin karena hobinya main kartu. Hal itu dilakukan seputaran

tahun tujuh puluhan, ketika judi kartu masih agak bebas. Setiap hari pasti ada, bahkan ditempat-tempat keramaian pun orang berani melakukan.

Namanya juga judi, kadang menang juga sering kalah, jika demikian Kenci tak mundur, sekalipun harus menjual barang-barang miliknya, sepeda, perkakas, bahkan dengan paksa menjual poerhiasan istrinya.

Banyak memang yang mengingatkam, agar sadar, tak judi lagi. Diminta untuk mencari pekerjaan
yang halal, namun bagi Kenci judi adalah pekerjaanya.

Ia merasa bahwa pekerjaan lain tidak bisa melakukannya. Bahkan ia sering berhari-hari tak pulang, ia keliling di tempat-tempat judi, baik siang atau malam.

Istri, keluarga, mertua, akhirnya membiarkan, karena memang rumah yang ditinggali semua sudah melompong, dan ketika hendak menjual rumah yang ditempati, “Ini kan rumah orang tuaku, Mas,” tukas istrinya, “Bilang Bapaku dahulu, jika boleh, aku sih nggak apa-apa,” jelas istrinya yang tetap sabar.

Kenci jelas nggak berani, apalagi rumah miliknya yang merupakan warisan keluarga sudah ludes terjual.

Kenci bingung, karena malam nanti akan ada tantangan judi yang menggiurkan, jika punya modal, ia bermaksud untuk meraih kemenangan yang besar, setelahnya berhenti total.

Dalam pikiran yang nggrangsang, Kenci mencoba berjalan menyusuri jalan desa yang sunyi dan
gelap, sambil berfikir siapa yang masih bisa meminjamkan uang.

Ketika sampai dipertigaan gang menuju ke desa tetangga, tiba-tiba mata Kenci menatap ada kalung, gelang, emas-emasan tercecer di bawah Pohon Beringin besar.

Tak berpikir panjang, ia segera lari hendak mengambilnya. Begitu benda-benda itu diambil lalu dimasukan ke saku celananya.

Akan tetapi ketika benda-benda itu telah masuk kesakunya, ia seperti kehilangan kesadaran. Sambil berjalan Ia berkata terus menerus, “Aku punya emas-emasan, aku punya emas-emasan...,” Ia berjalan mengelilingi Pohon Beringin besar itu.

Kenci berjalan tak henti hingga berkumandang adzan Subuh. Ketika banyak orang yang hendak
berangkat ke Masjid, mereka berhenti memperhatikan Kenci yang berjalan tak henti mengelilingi pohon Beringin sambil mengatakan, “Aku punya emas-emasan...” Yang melihat hanya tersenyum, karena tahu tabiat Kenci, beberapa memang tak simpati, dan mereka tetap pergi ke Masjid.

Baru setelah dari Masjid, beberpa datang menghampiri Kenci, untung ada yang mempunyai
kekuatan supranatural. Kenci dapat disembuhkan. Kemudian diajak pulang kerumahnya beramai-ramai, tiba dirumah orang-orang sedesanya menceritakan kejadianya, jika Kenci telah dikerjain penunggu pohon beringin.

Kejadian itu menjadikan Kenci sadar, karena malu, ceritanya di dengar orang satu desa. Karena setelah di keluarkan dari saku ternyata yang dilihat emas tadi hanya kunir. (Bagong/Koran Merapi) *


Comments

Popular posts from this blog

Ngeri, ada potongan kaki di tumpukan kayu jati untuk bahan bakar lokomotif kereta api kuna

Penyesalan Ayah

Cerita misteri kelereng pembawa keberuntungan 3, hanya tiga tahun sudah menjadi orang kaya