Diminta mampir oleh seorang perempuan tua dijanjikan akan diberikan minuman penghilang dahaga ternyata yang diberikan sungguh mengejutkan
Herannya, kok ya menurut saja meski tak kenal dengan perempuan tua itu. Dan ternyata memang yang diberikan sungguh mengejutkan
Cerita misteri ini diawali ketika Purbono terpaksa mengerjakan pekerjaan seadanya. Keliling kampung dengan gerobak dorong, menjajakan kursi bambu buatan tetangganya.
“Lho, kamu Purbo? Yuk mampir ke pondokku. Minum-minum dulu”, seorang perempuan tua bertubuh kerempeng menyapanya.
Meski kurang mengenal, Purbono tidak menolak. Maklum, siang itu udara panas sekali. Lumayan, akan diberi minum, pikir Purbono. Keduanya pun beriringan melangkah menuju pondok perempuan tua tersebut.
“Duduk disitu dulu, Nak. Ibu tak bikin wedang anget”, ujar perempuan itu yang terus melangkah masuk ke ruang dalam.
Purbono yang semula girang, mulai kesal. Ditunggu sampai satu jam lebih, perempuan itu belum juga usai membuat wedang.
Tanpa merasa bersalah perempuan tua tersebut keluar menemui Purbono dan berujar: “Maaf, Ibu kehabisan kayu bakar untuk merebus air”. Agak ragu perempuan itu melanjutkan ujarnya.
“Tapi Ibu punya minuman yang lain. Bisa untuk mengusir dahagamu. Mau ya?”, katanya seraya tersenyum lembut.
Tanpa menunggu jawaban Purbono, perempuan tua kerempeng itu terus saja masuk ke ruang dalam. Dalam tempo yang sangat pendek keluar lagi.
Purbono tersentak kaget bagai kesetrum listrik tegangan tinggi. Yang keluar dari ruang dalam bukan lagi perempuan tua dan kerempeng. Namun seorang perempuan bertubuh super gemuk. Tubuhnya ‘mbligung’.
Tidak ada sehelai benang pun menutupi tubuhnya. Payudaranya yang super gede seakan sengaja digerak- gerakkan, gondhal- gandhul ke kanan dan ke kiri. Perempuan itu lalu mendekat ke Purbono yang masih duduk terbengong- bengong.
“Nih kalau kamu mau. Kalau hanya sekadar penghilang rasa dahaga, bisa kok”, ujar perempuan super gemuk itu sambil memegang payudaranya, didorong-dorong ke arah Purbono.
Bukannya timbul seleranya. Purbono malah merasa eneg, risih, ngeri, dan malu. Tanpa berpikir panjang Purbono berdiri dan lari pontang- panting keluar pondok.
Dari orang-orang sekitar Purbono mendapat informasi, jika perempuan tua bertubuh kerempeng itu adalah lelembut penunggu rumah bobrok di pojok desa.
Sesekali sosok tersebut berubah wujud menjadi perempuan super gendut.
Comments
Post a Comment