Cerita misteri ngotot ikut takbir keliling meski baru saja disunat, Marven pun melihat penampakan gendruwo

 

Sudah menjadi kebiasaan jika malam takbiran merayakan hari kemenangan dengan nabuh beduk mengdakn takbir keliling kampung.

Entah itu anak laki laki atau perempuan juga para orang tua menikmati sekali merayakan malam kemenangan itu.

Tak tahunya dalam takbir keliling itu berubah menjadi cerita misteri, khususnya bagi Marven, lantaran ada penampakan makhluk gendruwo yang ikut serta.

Malam itu seorang anak bernama Marven yang masih beusia sekitar 10 tahun ngotot ingin mengikuti takbir keloling .

Karena kegiatan itu memang menyenangkan, mengingat seusai takbir keliling mereka bakal makan bersama di mushola yang telah disediakan oleh panitia.

Sebetulnya Marven tidak diperbolehkan ikut takbir keliling karena baru saja ia disunat. Namun dia ingin ikut walaupun jalannya terkekeh-kekeh.

Tak ketinggalan ayah ibunya juga mengikutinya dari belakang.

Namun baru melangkah selama 10 menit Marven berteriak teriak memanggil ibunya dan mengajaknya pulang untuk tidak melanjutkan rakbir keliling.

Hingga ayah ibunya heran apa yang sddang terjadi terhadap Marven malam itu. Kok tiba tiba mengurungkan tidak melanjutkan padahal tadi bersikeras untuk ikut.

Usut punya usut setelah diintrogasi juga sampai rumah dn tenng hatinya, Marven menceritakan secara kronologis tentang apa yang dilihatnya dalam kerumunan takbir jeliling di malam itu.

Ternyata Marven melihat sosok gendruwo yang mengikuti takbiran di antara peserta takbir keliling malam itu.

Anehnya sosok gendruwo itu melotot kepada Marven, makanya Marven semakin takut dan mengurungkan untuk tidak melanjutkannya.

Padahal ibu atau ayah sebelumnya memang sudah melarang janganlah diteruskan. Itulah akhirnya melihat penampakan sosok gendruwo ikut takbiran.


Comments

Popular posts from this blog

Ngeri, ada potongan kaki di tumpukan kayu jati untuk bahan bakar lokomotif kereta api kuna

Cerita misteri kelereng pembawa keberuntungan 3, hanya tiga tahun sudah menjadi orang kaya

Penyesalan Ayah