Cerita misteri teror hantu juru masak di kantin sekolah 2, mie yang dimakan satpam ternyata cacing
Bagian akhir dari cerita misteri teror hantu juru masak di kantin sekolah 2, mie yang dimakan satpam ternyata cacing
Pocong itu melompat kecil menjaga rebusan air tersebut, dan tiba-tiba berhenti saat tahu ada orang yang melihatnya. Sosok dengan wajah terbakar dan bernanah itu tersenyum ketika Ganang menatapinya.
“Po..po.. Pocong!” Teriakan Ganang menggelegar. Berlarilah Ganang keluar dari dapur. Dirinya langsung menemui Parmin, satpam yang ditemui sebelumnya. Di sana satpam tersebut masih menikmati mie yang dimakan.
“Min! Pocong Min! Ada demit!” Satpam tersebut tidak memperdulikan suara Ganang, namun tetap asik memakan mie yang tak kunjung habis.
Ganang terdiam saat keanehan lain yang terlihat dari satpam tersebut. “Min. Parmin.. Itu kamu makan apa Min?”
Ketika dilihat dari dekat, mie yang dimakan oleh satpam tersebut bukan makanan tetapi cacing hidup menjijikan yang berbalut darah serta nanah yang berbau tidak sedap.
Mulut Ganang mendadak memuntahkan segala isi perutnya ketika kunyahan satpam tersebut melahap cacing yang masih hidup begitu nyata di depannya.
Tetapi yang lebih mengerikan adalah ketika cacing-cacing yang disantap rekannya itu justru turut menggerogoti tubuh pemakannya hingga keluar dan meletup dari segala sisi tubuh satpam itu.
Ganang yang tidak kuat melihat kejadian tersebut akhirnya terjatuh. Dirinya bergegas bangun lalu membalikkan badan. Akan tetapi, sosok pocong yang dilihatnya di dapur mendadak sudah ada didepan wajahnya.
Tak perlu waktu lama, seketika itu juga Ganang pingsan. “Pak… Pak… Bangun Pak…”
Suara itu mengelilingi telinga Ganang. Matanya perlahan membuka dari tidurnya yang kacau. Sontak dirinya teringat pocong dan satpam yang digerogoti cacing-cacing mengerikan.
Pecah sudah kantuknya, terbangunlah kembali dari tikar dingin untuk kedua kali. Dan kali ini suasana kantin tampak gelap tidak ada cahaya apa pun.
“Sial, mimpi apes!” Ganang kebingungan lantas mencoba mencari suara yang memanggilnya, “Suara siapa ya tadi?”
Sadar jika itu hanyalah mimpi. Ganang mulai mencari sakelar lampu di kantin. Akan tetapi, hidungnya kembali menangkap aroma yang tak asing. Sama persis seperti wewangian di dapur dalam mimpinya.
Benarlah, ketika mata menengok ke arah dapur ada cahaya lampu yang nyelip terpancar dari pintu dapur yang tidak tertutup sempurna. Ganang mulai memberanikan diri dan lupa menyalakan lampu ruangan.
Didekatinya pintu itu dengan perlahan. Dirapalkan doa-doa yang dirinya kuasai. Dan saat pintu dibuka. Sosok pocong yang menjaga rebusan sebuah air masih menunggui di atas lantai yang sama.
Lalu ketika mengetahui pintu terbuka, pocong dengan wajah rusak berdarah menengok kembali ke Ganang lalu berkata. “Sudah bangun Pak?”
Comments
Post a Comment