Cerita misteri menjadi tumbal kereta jenazah dari ucapan Mbah Siran setelah terjadi konflik warga dengan perangkat desa
Di desa Rowo Alas sedang terjadi konflik warga dengan perangkat desa. Mereka berseteru tentang kereta jenazah. Sampai akhirnya muncul cerita misteri lantaran adanya sumpah tentang tumbal.
Selama ini warga desa Rowo Alas masih meminjam kereta jenazah dari desa lain. Sehingga pak lurah berencana membuat sendiri kereta tersebut.
Malam itu diadakan musyawarah warga bersama para sesepuh desa, pak lurah dan para perangkatnya. Inti dari musyawarah membahas pembuatan kereta jenazah dan rumah penyimpanan kereta.
Perdebatan berlangsung panas. Warga desa ingin rumah keretanya dibangun jauh dari rumah mereka.
Sampai di akhir musyawarah, pak Lurah memutuskan untuk kereta jenazah dan rumah keretanya dibangun di tanah bengkok yang letaknya tepat di belakang rumah mbah Siran.
Keputusan pak lurah final dan tidak bisa diganggu gugat. Mbah Siran yang hadir di situ tertegun dan langsung berkata
"Monggo kalau mau dibangun disitu, tapi yang pertama kali memakai kereta itu nantinya orang yang membuat keputusan
ini."
Perkataan mbah Siran dianggap hanya angin lalu oleh pak lurah karena mbah Siran hanyalah sesepuh miskin.
Tiga bulan berlalu, pembuatan kereta jenazah dan rumahnya sudah selesai. Tetiba para warga dikejutkan oleh kabar berita tentang pak lurah yang mendadak ambruk di kantor desa karena serangan jantung dan dibawa kerumah sakit di kabupaten.
Rumor tentang ucapan mbah Siran pada malam musyawarah itu kembali terngiang di telinga warga. Mereka takut jika ucapan mbah Siran itu menjadi kenyataan.
Esoknya, hari Jumat Kliwon pak Lurah dikabarkan meninggal dunia di rumah sakit. Jenazah pak lurah akan dimakamkan dengan diangkut oleh kereta jenazah itu sendiri.
Para warga berkesimpulan pak lurah sudah menjadi tumbal kereta jenazah. Sejak saat itu para warga menjadi segan dengan mbah Siran yang meskipun miskin ternyata ucapannya sangat sakti.
Comments
Post a Comment