Cerita misteri tentang mesin kereta api yang mendadak mati, ternyata gara-gara Mbah Cuwo .....
Semasa kecil, Selo sering menyaksikan kereta api yang lewat di perlintasan rel belakang rumahnya berhenti mendadak.
Teknisi yang berusaha mengecek apa yang terjadi, tak pernah menemukan kerusakan. Beberapa menit kemudian mesin tiba-tiba berfungsi kembali dan seperti tidak terjadi apapun.
Masyarakat sekitar percaya cerita misteri bahwa mesin kereta api yang mendadak mati itu karena dihentikan oleh Mbah Cuwo, sang penunggu di sekitar wilayah tersebut.
Hingga suatu hari, kereta api yang biasanya berhenti hanya beberapa menit, hari itu berhenti hingga sejam lebih.
Sama seperti hari sebelumnya, tak ada kerusakan yang terdeteksi. Hingga tetua kampung dipanggil untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Akhirnya kereta bisa berfungsi kembali.
Hari itu terakhir kalinya Selo melihat kereta api mogok. Dan, kisah tentang Mbah Cuwo, sang penunggu desa yang menghentikan kereta hampir tak pernah lagi terdengar.
Suatu hari ada seorang asing yang datang ke desanya. Orang asing itu membuat heboh beberapa warga karena ia menanyakan alamat Mbah Cuwo.
Penduduk desa yang ditanya, tidak berani menjawab. Mereka mengantarkannya ke rumah tetua desa. Di rumah tetua desa, lelaki asing itu ditanya atas keperluannya mencari Mbah Cuwo.
Lelaki asing itu bercerita bahwa ia berasal dari Kediri, bekerja sebagai buruh bangunan di Jakarta. Salah satu rumah yang baru saja dikerjakannya adalah rumah Mbah Cuwo.
Ia menggarap rumah mewah Mbah Cuwo selama beberapa bulan dengan bayaran yang lebih dari umumnya.
Sebelum dia menyelesaikan rumahnya, Mbah Cuwo berpesan agar ia menyempatkan diri untuk berkunjung ke kampung halamannya di Nganjuk. Ia menyanggupi permintaan Mbah Cuwo, sehingga hari itu ia berada di Nganjuk.
"Nak, Terima kasih sudah bersedia berkunjung kemari. Suatu kehormatan bagi kami," kata tetua desa.
"Perlu kamu tahu, Nak. Sebenarnya sosok Mbah Cuwo adalah sosok ghaib di sini. Ia dipercaya masyarakat sebagai penunggu desa. Namun sudah lama sekali sosoknya tak pernah muncul lagi dan masyarakat percaya beliau sudah pindah tempat."
Lelaki itu pucat pasi, lalu akhirnya limbung dari tempat duduknya setelah mendengar penuturan tetua desa.
Comments
Post a Comment