Bersama Hingga Maut
Malam. Su Ci tidak tidur dan tidak berniat untuk tidur. Dia hanya berdiri di sudut kamar. Di tempat yang gelap. Siapapun tidak bisa melihatnya. Mungkin juga tidak berpikiran bahwa dia ada di sana. Namun orang di tempat tidur mengetahui dengan baik, tapi dia masih tidak bergerak dari tempatnya. Dia tidak tidur. Hanya pura-pura tidur.
Orang di tempat tidur adalah Tuan Li. Dia satu-satunya orang yang masih tersisa di keluarga Li. Semua anggota keluarganya mati satu persatu. Mereka mati dengan cara yang mengenaskan. Hati mereka hilang. Semua orang, bahkan Tuan Li juga percaya itu adalah perbuatan hantu. Jika bukan, mustahil manusia bisa mencongkel hati seseorang hanya dengan satu gerakan.
Su Ci masih berdiri. Dia ingin membuktikan tebakan orang-orang. Jika pelakunya adalah orang, dia akan menangkapnya. Jika itu benar-benar hantu, dia masih akan menangkapnya. Sebagai detektif, tidak peduli apakah itu hantu atau orang, dia akan menegakkan keadilan. Bagi siapapun yang bersalah, dia akan memberikan hukuman.
Tiba-tiba, angin bertiup. Suara nyanyian kemudian terdengar. Suara ini milik perempuan dan terdengar begitu memilukan, tapi ini membuat bulu kuduk berdiri. Su Ci yang tidak pernah takut, kali ini merasa merinding. Tuan Li bahkan sudah menggetar di tempatnya. Dia menutup matanya begitu erat dan menutup mulutnya dengan tangan.
Pintu terbuka bersamaan dengan datangnya angin kencang. Su Ci mencengkram pedangnya. Dia bersiap untuk menyerang, tapi tiba-tiba terdengar suara wanita.
“Sayangku … aku datang.” Bersamaan dengan ini, muncul seorang wanita menggunakan gaun merah.
Su Ci tidak jadi menyerang, dia ingin melihat apa yang akan dilakukan wanita itu. Dia merasa wanita itu sama sekali bukan hantu.
Wanita ini mendekati Tuan Li yang semakin menggetar di tempatnya.
“Sayang …” Tangan wanita itu terjulur, hendak menyentuh Tuan Li.
“Tuan Su, tolong aku!” Tiba-tiba Tuan Li berteriak.
Wanita itu terkejut. Dia langsung menggerakkan wajahnya ke tempat Su Ci berada. Dia terkejut. Su Ci bahkan lebih tekejut. Wanita itu memiliki wajah yang mengerikan. Pipinya gosong dan bola matanya hampir terlepas.
Wanita itu datang menyerang. Dia menjulurkan tangannya yang penuh dengan kuku-kuku tajam. Su Ci dengan cepat mengeluarkan pedangnya. Dia menangkis serangan wanita itu.
Sementara dua orang berkelahi, Tuan Li memanfaatkan kesempatan itu untuk melarikan diri. Bagaimanapun juga, dia tidak ingin bernasib sama seperti anggota keluarganya. Dia masih ingin hidup.
Tuan Li berlari secara asal. Dia tidak memiliki tujuan. Asalkan dia tidak ditemukan oleh hantu wanita itu, dia bahkan rela lari ke ujung dunia. Sayangnya, dengan tubuhnya yang besar, dia tidak bisa berlari lebih dari 2 li. Dia sudah terbiasa pergi dengan menggunakan kereta, jadi kali ini dia hampir kehabisan napas.
Tuan Li memegang lututnya yang serasa hampir lepas. Napasnya ngos-ngosan, tapi ketika dia menyadari ada sesuatu yang salah dengan tempat dia berdiri, dia berhenti bernapas. Dari apa yang dia lihat, ada banyak batu nisan. Seketika dia terjatuh karena terkejut. Jantungnya berpacu dengan cepat. Bagaimana bisa dia bisa sampai di sana?
Angin berembus. Menggoyangkan pohon-pohon di sekitar kuburan. Tuan Li menggetar. Dia semakin menggetar ketika suara nyanyian terdengar. Itu nyanyian yang sama dengan yang dia dengar di rumahnya. Dia ingin berlari, tapi sepertinya kekuatannya telah meninggalkannya.
“Li Shou Man …”
Tuan Li melihat ke segala arah. Dia tidak melihat apapun selain pepohonan. Dia menjadi semakin ketakutan
“Li Shou Man …”
Suara itu terdengar mendekat. Dengan berbagai cara, Tuan Li mencoba melarikan diri. Dia tidak ingin mati. Dia memaksakan dirinya untuk bergerak dan akhirnya hanya bisa merayap.
“Man’er …”
Tuan Li seketika berhenti merayap. Jantungnya bahkan ikut berhenti berdetak. Suara itu tepat berada di telinganya. Dia sepertinya tidak bisa melakukan apapun lagi sekarang. Dia bahkan tidak ingin menoleh untuk melihat siapa yang berbisik di telinganya.
“Man’er … apa kau merindukanku?”
Tuan Li tidak menjawab. Sebagai gantinya, dia menggetar hebat.
“Ini aku, Yu’er.”
Tuan Li terkejut. “Yu’er?” Dia segera menoleh. Dia seketika terbelalak melihat tampilan wajah di depannya. Dengan cepat, dia menjauh.
“Pergi! Jangan dekati aku!” Tuan Li kembali menggetar.
“Li Shou Man, kau tidak mengenaliku? Aku Yu’er.” Hantu wanita itu mendekati Tuan Li.
“Tidak. Bukan. Yu’er sudah mati.”
“Lalu kenapa kau tidak ikut dengannya? Bukankah kau berjanji akan sehidup semati dengannya?”
Tuan Li menggeleng. Dia seperti tidak memiliki darah di wajahnya. Begitu pucat.
“Li Shou Man! Kau berani melupakan janjimu?!” Hantu Wanita itu tampak marah. “Baik. Kau boleh lupa, tapi aku masih mengingatnya. Karena kita telah berjanji sehidup semati, maka mari kita lakukan itu. Aku akan membawamu bersamaku.”
Tuan Li menggeleng. Dia bergerak mundur, tapi Hantu Wanita itu tidak membiarkannya pergi. Dia menjulurkan tangannya. Tepat saat dia sedikit lagi berhasil meraih Tuan Li, dia tiba-tiba ditarik mundur. Sebuah rantai melingkar di lehernya. Dia seketika berteriak kesakitan.
“Su Ci, kau tidak tahu apapun. Sebaiknya kau tidak ikut campur!” Hantu Wanita itu menatap orang yang telah mengikat lehernya dengan rantai.
“Kau telah banyak membunuh orang yang tidak bersalah. Kau pantas dihukum.” Su Ci memegang erat rantai yang melilit leher Hantu Wanita.
Mendengar ini, Hantu Wanita itu tertawa terbahak-bahak. “Tidak bersalah kau bilang?!” Dia melotot. “Semua hal yang menyangkut tentang dia, semuanya bersalah. Jika bukan karena dia, aku tidak akan seperti ini!”
Su Ci mengerutkan keningnya. Dia tidak mengerti.
“Asal kau tahu, dia telah membunuhku!”
Su Ci terkejut. Dia menatap Tuan Li yang menggeleng keras.
“Tidak. Aku tidak membunuhnya.”
“Kau membunuhku! Hanya karena ingin memiliki hidup yang bagus, kau tega meninggalkanku dan menikah dengan j*lang itu! Kau bahkan pura-pura tidak mengenalku lagi. Lebih parahnya lagi, kau hanya diam saat jalang itu menuduhku mencoba merayumu. Dia kemudian dengan kejam menghabisiku. Kau tahu apa yang dia lakukan padaku? Dia mencongkel mataku, menyiram wajahku dengan air panas. Dia bahkan mencongkel jantungku. Di mana kau saat itu hah?! Di mana?!”
Su Ci terkejut mendengar ini. Dia tidak menyangka ada kisah memilukan dari Hantu Wanita itu.
“Apa salahku? Aku hanya ingin keadilan. Aku hanya ingin kau kembali. Bukankah kau telah berjanji akan sehidup semati bersamaku? Ke mana janjimu itu? Ke mana?” Hantu Wanita itu menangis.
Tuan Li diam, tapi dia masih terlihat sangat ketakutan.
“Su Ci, kau pasti tahu perasaanku, kan? Jadi biarkan aku membawa pria ini bersamaku. Aku hanya ingin dia menepati janjinya.”
“Tidak. Tuan Su, jangan biarkan dia membawaku. Aku masih ingin hidup.” Dalam gemetar, Tuan Li mati-matian mengeluarkan kata-kata ini.
Su Ci diam. Dia sedang berpikir. Dia memang merasa kasihan terhadap Hantu Wanita itu, tapi tidak ada yang bisa membuktikan bahwa dia mengatakan kata-kata kejujuran. Semua orang di dunia ini bisa berbohong. Hantu juga pasti bisa berbohong.
“Kau masih ingin hidup? Aku juga masih ingin hidup waktu itu, tapi apa yang kau lakukan? Kau tidak menolongku sama sekali! Sekarang aku sudah mati, kau juga harus mati!” Hantu Wanita menjulurkan tangannya.
Su Ci terkejut. Dia kurang kewaspadaan karena berpikir. Rantai itu hampir terlepas, tapi dia dengan segera menariknya kembali. Hantu Wanita itu seketika mengerang.
Meskipun berhasil bebas dari maut, tapi Tuan Li masih menggetar. Dia menatap Hantu Wanita.
“Yu’er, maafkan aku. Aku bersalah padamu. Aku benar-benar meminta maaf. Tolong jangan bunuh aku. Aku berjanji akan memberikan banyak persembahan untukmu.” Tuan Li melakukan kowtow.
Mendengar ini, Su Ci terkejut. Jadi Hantu Wanita itu mengatakan kejujuran? Seketika dia melepaskan rantai yang mengikat Hantu Wanita.
Tuan Li masih melakukan kowtow. Dia tidak menyadari saat Su Ci membalikkan punggungnya. Saat dia menyadarinya, itu sudah terlambat. Hantu Wanita telah menancapkan kukunya ke dadanya.
Comments
Post a Comment