Hantu Badut
Ada sebuah taman bermain yang terbengkalai sudah bertahun-tahun. Konon katanya ada seorang badut yang bunuh diri dengan menusukkan sebuah pisau yang tajam di perutnya. Dikarenakan dia mempunyai beban hidup yang sangat berat. Dan kini disebut dengan hantu badut karena sering menampakkan diri di sebuah gerbang pintu keluar di taman bermain tersebut pada waktu menjelang maghrib.
Pada suatu hari aku mendengar gosip bahwa taman bermain itu sudah beroperasi lagi.
“eh kamu tau gak, taman bermain yang dulunya terbengkalai sekarang beroperasi lagi loh!” kata Risa, temanku.
“wih boleh tuh, kesana yuk?” sahut Lani
“ayo ikut, Cha!” ajak Risa kepadaku.
“pengen banget ikut.. tapi aku takut,” jawabku.
Aku memang penakut, tetapi aku punya kepekaan terhadap mereka yaitu makhluk halus.
“ndak usah takut, Cha! kan ada kita, ya ngga Ris?” ucap Lani.
“bener banget, Lan. Ayo ikut, Cha!” ajak Risa padaku lagi.
“yaudah deh aku ikut, tapi sebelum menjelang maghrib kita pulang ya!” jawabku.
“iya, Acha!” jawab mereka serentak.
Pada siang hari, kita berangkat menuju taman bermain tersebut. Sebelum berangkat kita berpamit kepada orangtua masing-masing, agar kita selalu dalam lindungan Tuhan. Tetapi sebelum berangkat aku mulai merasakan akan terjadi hal-hal yang tidak aku sukai.
“semoga saja aku tidak bertemu dengan badut itu,” batinku.
Sesampainya kita di taman bermain. Aku melihat sekitar tampak indah dan asri. Seakan-akan kejadian mistis itu tidak terjadi, dan mitos-mitos tentang taman bermain pun hilang. Tetapi aura pembunuhan masih terasa bagiku, tidak dengan kedua temanku. Aku mencoba menutupi apa yang aku rasakan, agar kedua temanku tidak menjerit minta pulang dan aku juga ngga mau menggagalkan liburan mereka.
“Acha, kenapa dari tadi kamu diam mulu?” tanya Lani, peduli akan diriku.
“aku ngga apa-apa, Lan.” jawabku.
“ayo kita main wahana itu, kayanya seru banget!” ajakku sambil menunjuk salah satu wahana kepada kedua temanku untuk mencairkan suasana agar kembali bersenang-senang.
“AYO!!” seru mereka berdua kompak.
Waktu sudah hampir sore menjelang maghrib, kita sangat puas bermain dan bergegas untuk pulang. Sstt.. tapi.. saat tiba di gerbang pintu keluar aku melihat ada seorang badut di dekat gerbang tersebut. Anehnya, Lani temanku yang sangat suka badut itu tidak dapat melihatnya. Biasanya ia waktu melihat badut di sekitarnya akan dihampiri olehnya.
Badut itupun melihatku dan tersenyum tipis kepadaku. Akupun membalas dengan senyuman. Dan kitapun menuju pulang.
Keesokan harinya aku bertemu Risa dan Lani. Akupun menceritakan kejadian sebelum pulang yang bertemu badut di dekat gerbang pintu keluar.
“yang benar kamu, Cha?” tanya Risa memastikan.
“kalau ada badut, pasti aku akan menghampirinya, Cha. Tapi pada waktu itu aku ngga melihatnya sama sekali.” sahut Lani juga memastikan.
“aku juga mikir gitu, Lan. Jangan-jangan badut itu adalah hantu badut yang menjadi mistis pada saat taman bermain masih terbengkalai.” ucapku memastikan mereka berdua.
“ih.. jangan gitu dong, Cha. Kan jadi takut. Ngga lagi deh main kesitu. Hii.. ngeri,” ucap Risa yang penakut sepertiku
“sudahlah, Cha.. jangan dipikirkan lagi, sudah berlalu juga kan…” sahut Lani yang ngga mau memikirkan hal-hal aneh.
“yaudah deh, ngga penting juga haha..” jawabku mencairkan suasana.
Waktu malam tiba, aku bersiap untuk tidur menjemput mimpi. Di tengah tidurku yang lelap, tiba-tiba..
“hai anak cantik! ini aku badut yang tersenyum pada saat kamu mau pulang dari taman kemarin. Aku suka kamu, anak cantik. Maukah kamu ikut denganku ke dunia lain, anak cantik?” ucap badut di mimpiku
Aku seketika terbangun dan teriak,
“MAMAA… ada badut Maa…”
Mamaku pun datang ke kamarku dengan Papa
“kenapa sayang, ada apa?” tanya Mamaku panik.
“ada badut yang mengajakku ke dunia lain, Ma. Aku takut!” jawabku sambil menangis di pelukan Mama
“kamu hanya mimpi, sayang. Ngga ada yang berani bawa kamu selagi ada Papa, sayang.” ucap Papa menenangkanku dengan mengusap kepalaku.
Seketika tangisanku berhenti lalu memeluk Papa.
“terima kasih, Pa” ucapku memeluk erat Papa
Saat di pelukan Papa, aku sedikit melihat kebelakang. Tampak ada seorang badut yang sama dengan badut di mimpiku dan di gerbang pintu keluar taman bermain kemarin sedang melambaikan tangannya dan menghilang bersama senyumannya.
“Papaku hebat sekali, hantu badut itu sampai ngga berani ketika ada Papa,” ucapku dalam hati mengagumi seorang lelaki yaitu Papa yang sangat menyayangiku.
Comments
Post a Comment