Logam Hitam
Sudah satu bulan sejak Bos Lali memerintahkanku untuk menjadi mata-mata Jalu, pencuri itu, di desa yang tak begitu banyak penghuni ini. “Target kau nanti adalah seorang pria berusia tiga puluh tahunan, dia mengaku bekerja menjadi petani. Tapi entahlah, coba kau cari tahu sendiri.” Titah Bos Lali sebelum mengirimku pergi. Saat pertama menginjakkan kaki di desa ini, aku berpura-pura menjadi seseorang yang gagal hidup di kota . Menjadi luntang-lantung, berbaju kumuh, dengan alas kaki sandal jepit berwarna merah menyala. “Oalah, iya, silakan saja kalau memang bapak ingin tinggal di desa ini. Kalau soal bertani, nanti saya antarkan ke rumah Kepala Tani. Dia yang biasa membagi tugas para petani di sini,” kata Kepala Desa, setelah aku mencoba menceritakan secara dramatis tentang alasanku datang ke desa ini. Beruntung! Aku sungguh beruntung. Betapa senangnya aku, tak perlu lama-lama mencari, aku langsung bertemu target yang dicari. Kepala Tani yang dimaksud itu adalah Jalu, pria y...